Blog Jambi Informasi jambi by a - One

Selayang Pandang

My photo
Sikapur Sirih ~ Selamat datang di Blog Informasi Jambi dari Yudi a-One. Sebelumnya Saya mau ngucapin banyak-banyak terima kasih pada kalian semua yang sudah ngunjungin blog saya ini. Blog ini saya buat dengan upaya untuk memuat segala sesuatu tentang Informasi Provinsi Jambi, yang mungkin kalian ada yang belum tahu, terutama buat sahabat dari luar provinsi jambi, dalam bentuk tulisan. Tak lupa pula rasa syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena saya telah diridhoi kemampuan, kesehatan dan kelebihan oleh-Nya untuk dapat terus menjalankan hidup ini, mengembangkan ilmu yang saya punya, dan juga kesempatan untuk dapat membagikan informasi yang ada di jambi dan sedikit catatan atau pun coretan sampah tentang diriku dalam blog kecil nan sederhana ini. Semoga semua hal yang sudah saya muat di blog Informasi Jambi ini, bisa bermanfaat bagi kita semua.

Blog

4/24/10

Perjalanan ke Lokasi Pucuk Jambi (Part-2)

Perjalanan ke Lokasi Pucuk Jambi (Part-2) ~ Sambungan dari Posting Part-1, aku telah memberi gambaran tentang suasana di area Pucuk. Sejak perjalanan pertama pada tahun 2005 itu, secara berturut-turut setiap tahun aku menginjakkan kaki ke tempat yang penuh PSK ini. Tetap dengan tujuan yang sama yaitu meliput berita.

Posting kali ini, aku tak ingin banyak cerita tentang bagaimana para PSK yang ada di sini. Mengingat, menimbang, semua kita pasti juga sangat paham profesi mereka, pekerja seks yang melayani kepuasan pelanggan untuk mendapatkan uang. PSK di pucuk juga sama dengan PSK yang ada di lokalisasi lain. Ada yang paham dan sadar akan potensi terjangkit penyakit dan ada pula yang sebaliknya. Ada yang semangat saat digelar program vaksinisasi/ pemeriksaan kesehatan, ada pula yang ogah-ogahan.

Berhubung tak mau cerita panjang tentang PSK. Aku ingin langsung berkisah tentang sosok-sosok non PSK yang hidup, tinggal dan juga ikut bekerja di lingkungan lokalisasi Pucuk. Perjalanan beberapa kali ke sana telah membuat aku banyak bertemu dengan sosok istimewa ini. Tak kalah membuat kagum..mereka mampu bertahan hidup di tengah para perempuan yang setiap hari menjajakan kelaminnya untuk orang yang tak jelas asal usulnya.


Yup..lets move on….Berbicara tentang orang istimewa ….pertama yang aku temui adalah anak-anak para PSK. Mengapa aku katakan mereka istimewa? Pertama, karena kebanyakan mereka adalah korban para PSK. Kedua, karena pertemuan kami terjadi di sebuah Mushola. Di tempat ibadah bernama Raudhotul Jannah itu, aku menemukan hampir 50 wajah-wajah tanpa dosa tengah semangat belajar agama.

Informasi Jambi


Awal menginjakkan kaki di pintu Mushola, aku langsung merasakan kecamuk yang luar biasa…merinding, terpana dan kagum. Dari informasi yang berhasil aku himpun, sebagian besar dari anak-anak ini adalah anak ”haram” yang tak diketahui siapa bapaknya, sebagian lagi adalah anak-anak yang ditinggalkan ibunya (eks PSK Pucuk yang kini hijrah entah kemana). ”Tapi ada juga diantara anak-anak ini yang hasil turunan baik-baik, mereka anak-anak pemilik rumah di sini,” seorang ibu muda pendampingku mencoba menetralisir perasan kacau balauku.

Sayang, anak-anak ini agak anti pati dengan orang asing. Aku tak bisa banyak berdialog namun bisa menikmati gerak-gerik mereka selama beraktivitas di dalam Mushola. Ada yang serius menunggu giliran ngaji dengan sang guru, ada yang menjahili temannya dan ada juga yang menyendiri. Sebagai tamu tak diundang, mereka malah sempat balik menontonku sambil cekikikan usai membisikkan sesuatu di telinga temannya. Seandainya itu bukan suasana pengajian, pasti sudah kukejar mereka untuk kupeluk..hahaha.

Meski PSK, germo, aku tetap salut dan berterimakasih karena tetap mengizinkan anak-anaknya mengetahui banyak tentang ilmu agama. Bahkan sebagian besar anak, ada yang mengenakan pakaian bagus, topi rajut putih bersih, jilbab yang berbunga-bunga, dan baju yang sangat rapi, pertanda orang-orang yang melepas mereka berangkat mengaji sangat tulus dan penuh dukungan. Momen ini yang membuat aku berpikir, bahwa PSK yang ada di Pucuk tetap lah manusia biasa, yang juga punya nurani untuk bisa menjadi lebih baik, terutama bagi penerusnya.

Lantas, siapa orang kedua istimewa yang pernah aku temui selama perjalanan ke Pucuk? Dialah guru mengaji di Mushola Raudhotul Jannah. Namanya Syarifuddin K, masih sangat muda dan berstatus mahasiswa di salah satu PTN Kota Jambi. Syarifuddin bukan lah warga Pucuk, pemuda istimewa ini berasal dari wilayah Jambi bagian barat yaitu Tanjung Jabung.

informasi Jambi

Dalam berbincangan singkat ku dengan Syarifuddin, diketahui ternyata mengajar ngaji telah ia lakukan sejak sekolah di SMK. ”Tetapi mengajar di lokalisasi Pucuk baru saya lakukan satu tahun terakhir,” ujarnya. Keputusan memilih lokalisasi Pucuk bukanlah keputusan tanpa hambatan, orang-orang dekatnya sempat protes. Untung, tujuan mulianya membuat semua lega yaitu ingin ikut membantu menyelamatkan masa depan anak-anak di Lokalisasi dengn pengetahuan dasar agama. Syarifuddin pun tak pernah mematok biaya mengaji bagi para orang tua di lokalisasi ini, semua diserahkan sesuai dengan keikhlasan.
Setiap hari keluar masuk lokalisasi, tak pula membuat Syarifuddin galau. ”Karena niat masuk ke sini bukan ingin macam-macam,” terangnya lagi. Setiap hari berselisih jalan dengan para PSK, tak pula membuat ia gentar. Meski awalnya sempat mendapat perlakuan sikap yang tak nyaman, lama-lama ia disambut dengan alamiah layaknya seorang guru mengaji. 

Orang istimewa lain yang aku temui adalah YY, seorang perempuan muda yang memilih hanya jadi tukang cuci para PSK daripada menjadi PSK yang notabene uangnya tentu lebih banyak.YY saat aku wawancarai bertahan tak mau menyebutkan nama aslinya, dengan alasan ia tak ingin diekspose karena takut dengan pelanggan cuciannya. Maklum, saat bertemu YY aku banyak mengorek tentang pola hidup para PSK yang ada di sana. 

YY bukanlah perantau dari jauh, dia warga Jambi yang masuk ke Pucuk karena rekomendasi salah satu temannya di tempat ini. Sebelum ke Pucuk, ia telah dijanjikan pekerjaan sebagai pembuat es batu dan tukang masak. Tak berapa lama, ia pun sempat diajak menjadi PSK. ”Saya langsung tolak!, kami memang orang miskin tapi tak mau jual ini!,” tegas YY sambil memegang bagian bawah pusarnya.
Pekerjaan tukang cuci ia pilih karena harus menghidupi tiga anak kakak perempuannya yang meninggal saat melahirkan bayi terakhir, sementara sang kakak ipar tak tahu kemana rimbanya. Tukang cuci PSK memang bukan pekerjaan yang enak, ada-ada saja hal aneh yang ia temukan di lingkungan kerjanya. ”Tapi ini kan pekerjaan halal, saya juga nyuci di tempat lain, rencana akan berhenti karena ada yang ngajak saya jadi tukang masak di rumah makan, tentunya bukan di sini,” terangnya dengan wajah berbinar.

informasi jambi

Lantas siapa lagi yang istimewa? Menurut ku tidak banyak. Di lokalisasi ini aktivitas menyimpang dari norma terlalu kental…sangat sulit menemukan yang istimewa. Jika boleh jujur..kebanyakn orang-orang yang aku temukan di sini…takut ku tatap wajahnya telalu lama…aku takut berpikiran terlalu jauh dan terlalu negatif. Doa ku…tak ada lagi PSK baru yang masuk ke sini…

Oh ya..jika tiba waktunya peringatan hari HIV/AIDS, Pucuk akan menjadi buru-buruan LSM dan pemerintah untuk diperhatikan. Maklum, di sini potensi bersarangnya virus mematikan itu sangat tinggi. Spanduk, penyuluhan, pemeriksaan kesehatan dan cek sampel darah, dilakukan sebagai upaya menyadarkan para PSK. Bahkan PSK di pucuk diberi alternatif latihan ketrampilan jika mau berhenti menjadi PSK. Sayang…usaha itu lumayan sia-sia…para PSK lebih memilih tetap menjadi PSK dibanding jadi tukang jahit, tukang bordir, perangkai bunga atau apapun itu yang halal….jangan kan diajak keluar dari kehidupan PSK, diwawancara dengan janji data disimpan saja..susahnya minta ampuun…. ffhhh…semoga tuhan menyadarkan mereka suatu saat nanti…(***)


Sumber: http://donapiscesika.wordpress.com/2008/12/04/perjalanan-ke-lokalisasi-pucuk-jambi-

0 komentar:

Post a Comment

Like Facebook