Tarian Lukah Gilo Perlu Dilestarikan

Tarian Lukah Gilo Perlu Dilestarikan ~ Lukah Gilo, salah satu jenis tarian tradisional bersifat magis asal salah desa di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, perlu dilestarikan, karena mengandung nilai-nilai budaya yang menarik.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tebo Drs Abu Bakar Msi, Selasa, tarian ini merupakan budaya turun menurun yang dilakukan warga Desa Semabu, Kecamatan Tebo Tengah, yang memadukan keindahan seni tari dan kekuatan magis.

"Kalau masyarakat banyak mengenal tari Kuda Lumping asal Jawa yang bernuansa magis, di Tebo juga ada, khususnya di Desa Semabu yang dikenal dengan tari Lukah Gilo yang juga masukkan unsur-unsur magis," katanya.

Tari ini mengunakan alat penangkap ikan tradisional yang disebut Lukah, alat ini bisa bergerak sendiri saat diiringi nyanyian tradisional. Tarian ini bercerita tentang kegiatan masyarakat di sawah.

Dalam rangka melestarikan budaya tradisional ini, tarian Lukah Gilo mulai ditampilkan dan diperagakan dalam acara-acara festival seni bekerja sama dengan Tim Kemah Budaya Tebo yang diketuai Hendri Susila Spd.
Abu Bakar mengatakan, tarian ini berhasil memenangi beberapa ajang festival yang diselenggarakan di beberapa forum.

Bekerja sama dengan Tim Tebo dan Kwartir Daerah Jambi, tarian ini ditampilkan dalam kemah budaya serumpun Indonesia-Malaysia di Istana Pagaruyung Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

"Hasilnya lumayan, tari Lukah Gilo ikut andil dalam membawa Jambi menempati satu dari empat tim terbaik. Hasil ini akan menjadi motivasi untuk melestarikan tarian tradsional Tebo ini," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Tim Kemah Budaya Tebo Hendri Spd mengatakan, tarian Lukah Gilo telah ditampilkan di beberapa iven, di antaranya ajang budaya di Kota Jambi dan meraih penghargaan.

Beberapa waktu lalu Tim Kemah Budaya Tebo juga menampilkan tarian ini di Jakarta dalam kontes budaya nasional, dan berhasil masuk empat tim terbaik. Bahkan tarian ini juga pernah diperagakan dalam festival budaya di Kerajaan Malaka, Malysia.

Hendri yang juga staf Dinas Dikbudpora Tebo menyatakan pihaknya akan terus menggali warisan budaya yang ada di Kabupaten Tebo, karena masih banyak budaya tradisional yang belum tergali dan perlu diletarikan secara luas.

Sumber : Kompas