Info Jambi ~ Tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pemilu Kada) Provinsi Jambi pada 19 Juni 2010 sekitar 68,31 persen, sementara 31,69 persen dari total pemilih tidak menyalurkan hak suaranya alias "golongan putih" (golput).
Angka golput itu berdasarkan penghitungan suara sementara, atau hitungan cepat yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Kebijakan Publik (LSKP) yang merupakan anak perusahaan Lingkaran Survei Indonesia (LSI).
"Itu merupakan hasil penghitungan suara sementara hingga pukul 19.30 WIB," kata Direktur LSKP, Sunarto Ciptoharjono, di Jambi, Sabtu malam (19/6). Dari data yang masuk sebesar 98,57 persen, kata dia, pasangan Hasan Basri Agus (HBA)-Fachrori masih memimpin dengan perolehan suara 40,20 persen, disusul pasangan nomor 3, Madjid Muaz (MM)-Abdullah Hich (Hich) dengan meraih 27,11 persen suara.
Urutan ketiga, pasangan Zulfikar Achmad (ZA)-Ami Taher (Ami) dengan meraih 19,30 persen suara, dan terakhir pasangan nomor 4 Safrial-Agus Setyonegoro (SAS) sekitar 13,39 persen dari total pemilih di provinsi itu.
Disebutkan, warga yang tercatat di dalam daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 2.231.632 orang. Adapun jumlah tempat pemungutan suara yang tersebar di Provinsi Jambi sebanyak 6.497 TPS.
Peneliti LSI, Ratih Nurmasari, menegaskan hasil penghitungan cepat itu bukanlah hasil resmi, melainkan hanya sebagai acuan hasil resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jambi.
"Penghitungan cepat ini menggunakan sistem acak atau multistage random sampling dengan jumlah sampel 350 TPS dan menurunkan 350 relawan," katanya.
Lebih lanjut Sunarto mengatakan pihaknya dan LSI tidak melakukan penelitian tentang besaran golput pada Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi.
Ia berpendapat semakin padat suatu daerah, tingkat partisipasi masyarakat untuk memilih akan sedikit. "Seperti di Surabaya, tingkat golputnya mencapai 40 persen," katanya mencontohkan Pemilu Kada di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur itu.
Menurut dia, golput tidak hanya disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat dalam memilih, tetapi ada alasan lain yang melatarbelakangi masyarakat tidak ikut mencoblos, di antaranya sedang sakit, tengah berada di luar kota, atau tidak mendapatkan undangan memilih. (Ant/X-11)
Media Indonesia
7 komentar:
hmm...banyak yg golput ya mas? semoga kedepannya masyarakat bisa mempunyai kesadaran dan menggunakan hak nya
aduh..kalau banyak yang golput terus gimana donk..
ya semoga saja besok2 tidak seperti itu lagi..
salam kenal dan jangan lupa mampir kang..
wah apa karena masyrakat kurang peduli ya,,
ya semoga kedepan masyrakat peduli pentingnya memilih
Menurut saya sendiri masyarakat itu kurangnya kesadaran.
jika tidak terdaftar harusnya mereka mendatangi tempat pemilihan dengan cara membawa ktp.
mudahan kedepan nya rakyat jambi makin maju... nice artikel.. good luck for you
salam sobat
wah kalau banyak yg golput, partisipasi masyarakat Jambi kurang donk.
trims kunjungannya ke Saudi Arabia.
parahnya, aku malah ngga dapat surat suara ..., ya golput aja sekalian ....
salam ..
ya memang sih warga janbi banyak golput, tu karna sebagian re mereke banyak yang menganggap bahwa wakil2 rakyat tdk mementingkan rakyat malah pada gila pangkat dan obral janji. liat be jalan2 utama untuk aktivitas rakyat nyo be banyak yang burok. kalo pejabat nak datang be ru di bgusin......... untuk para pejabat ingat yang milih kalian tu rakt kalo tdk ada meraka tdk ad yg milah kalian.
Post a Comment