Olah Raga Berburu Babi di Jambi ~ Olah Raga satu ini ngak semua orang yang banyak meminati olah raga berburu Babi, Ternyata olah raga satu ini cukup menghilangkan Rasa Stres bagi kalangan tertentu yang memang sangat mengemari olahraga berburu babi. Di Jambi komunitas olahraga buru babi (Porbi) Jambi, Olah Raga ini cukup untuk menghilangkan stres dan kejenuhan dari rutinitas, aktivitas pekerjaan, nah kali ini Informasi Jambi mengutip tentang olah raga berburu babi melalui Koran Tribun Jambi.
Feri Johari (46), Ketua Persatuan Olahraga Buru Babi (Porbi), Jambi mengatakan, sampai saat ini komunitas Porbi, beranggotakan 300 orang yang berasal dari anggota polisi, PNS, wiraswasta hingga tukang ojek. Kegiatan buru babi ini rutin dilakukan setiap hari Minggu.Sementara anggotanya mayoritas berasal dari Padang.
"Anggotanya 80% berasl dari minang, sisanya dari Jawa, Sunda, dan orang-orang Jambi sendiri. Kalau kegiatan buru babinya, rutin kita laksanakan setiap hari minggu, tapi daerahnya perburuannya berganti-ganti, tergantung dari permintaan masyarakat,"katanya ketika ditemui Tribun, di komplek Tugu Juang, Jambi, Senin (15/2).
Menurutnya, olahraga buru babi berasal dari minang. Karena banyak orang minang yang mencoba merantau di Jambi, maka lambat laun olahraga ini, muncul di Tanah Pilih Pesako Betuah. Kegiatan inipun pertama-pertama dipelopori oleh orang-orang minang yang merantau di Jambi dan ingin menyalurkan hobinya.
Pria yang kini menjabat sebagai Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Jambi, mengungkapkan, ia menyukai hobi berburu babi sejak kecil. Diwariskansecara turun-temurun oleh kakeknya."Sejak masih duduk di bangku SLTP, saya sudah sering ikut kakek yang berburu babi ke hutan-hutan. Sekarang berburu babi menjadi hobi yang tidak pernah terlewatkan," ujar pria asli Padang tersebut.
Selain dapat menyalurkan hobinya, komunitas buru babi juga dapat berekreasi dan berolahraga. Selain itu, dapat membantu masyarakat yang mempunyai lahan pertanian dan perkebunan. "Asyik sekali jika sudah bersama-sama dengan anjing berburu babi di hutan. Namun misi utama kami adalah membantu masyarakat, terutama para petani karet dan sawit yang lahannya sering diserang hama babi,"ujarnya.
Ia menjelaskan, dalam kegiatan berburu babi, setiap anggota akan membawa dua hingga lima ekor anjing yang khusus untuk berburu. Setelah sampai di tempat perburuan,maka sekitar empat hingga enam ekor anjing akan dilepaskan terlebih dahulu. Anjing-anjing ini berfungsi sebagai pelacak dan pencari keberadaan babi.
Sementara, setiap anggota buru babi mengikutinya dari belakang dan masih membawa beberapa ekor anjing. Jarak antara anjing pelacak dengan anggota komunitas sekitar 300 meter. Setelah ada tanda dari anjing pelacak yaitu menggonggong berkali-kali, yang menandakan bahwa buruan sudah ada di depan mata.
Maka, seketika setiap pemburu babi akan melepaskan anjing-anjingnya untuk membantu beberapa anjing pelacak di garis depan. Para anggota komunitas inipun, serta merta akan ikut berlari untuk mengejar buruannya tersebut. Babi akan dikejar oleh beberapa ekor anjing, ia akan dikepung dari berbagai penjuru. Pertarungan antara babi melawan anjing pemburu pun tak bisa dielakkan lagi.
Waktu yang dibutuhkan untuk melumpuhkan seekor babi hutan sekitar 1,5 jam. Memang, cukup lama untuk membunuh seekor babi, karena tenaga babi sangat kuat. Babi tak mempan jika diserang di bagian tubuhnya, tapi jika diserang di bagian kepala, ia langsung mati. Bahkan, tak jarang anjingpun ada yang mati setelah berduel habis-habisan melawan babi," jelas pria yang mempunyai enam ekor anjing.
Sawal (38), Wakil Ketua Porbi, Jambi mengungkapkan, anjing-anjing pemburu biasanya berjenis anjing kampung, pitt bull dan teril. Anjing-anjing tersebut selalu rutin dilatih untuk menambah naluri berburu dan inderanya agar lebih tajam.
"Sebenarnya, anjing-anjing kampung biasa juga dapat dijadikan anjing pemburu asalkan selalu rutin dilatih dengan dilibatkan dalam kegiatan perburuan. Dari beberapa jenis anjing tersebut, yang paling mahal adalah jenis teril, harganya bisa mencapai Rp 30 juta. Keunggulannnya karena anjing ini sangat cepat, lugas dan baik dalam berburu. Selain itu, kondisi badannya sangat kuat, tidak mudah terjatuh saat bertarung," katanya kepada Tribun.
Pria yang segari-harinya berwiraswasta dengan membuka usaha aksesori mobil ini maengatakan, dana yang digunakan dalam kegiatan berburu berasal dari kantong masing-masing anggota. Dalam sekali perburuan, setiap pemburu harus mengeluarkan minimal Rp 100.000.
"Kalo kas untuk komunitas buru babi tidak ada, kalo dana untuk perburuan kita tanggung sendiri- sendiri atau biasanya patungan. Ya, minimal Rp 100.000 lah yang harus dikeluarkan dalam setiap perburuan," ujar pria yang bergabung dengan Porbi pada tahun 2005 tersebut.
Ia berharap agar setiap tahunnya diselenggarakan turnamen berburu babi di Jambi. Sehingga olahraga buru babi akan lebih dikenal oleh masyarakat Jambi. "Saya ingin seperti di Padang, pada waktu hari kemerdekaan, pasti diselenggarakan perlombaan buru babi. Selama ini di Jambi belum ada turnamen atau perlombaan semacam itu," tuturnya.
0 komentar:
Post a Comment