Blog Jambi Informasi jambi by a - One

Selayang Pandang

My photo
Sikapur Sirih ~ Selamat datang di Blog Informasi Jambi dari Yudi a-One. Sebelumnya Saya mau ngucapin banyak-banyak terima kasih pada kalian semua yang sudah ngunjungin blog saya ini. Blog ini saya buat dengan upaya untuk memuat segala sesuatu tentang Informasi Provinsi Jambi, yang mungkin kalian ada yang belum tahu, terutama buat sahabat dari luar provinsi jambi, dalam bentuk tulisan. Tak lupa pula rasa syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena saya telah diridhoi kemampuan, kesehatan dan kelebihan oleh-Nya untuk dapat terus menjalankan hidup ini, mengembangkan ilmu yang saya punya, dan juga kesempatan untuk dapat membagikan informasi yang ada di jambi dan sedikit catatan atau pun coretan sampah tentang diriku dalam blog kecil nan sederhana ini. Semoga semua hal yang sudah saya muat di blog Informasi Jambi ini, bisa bermanfaat bagi kita semua.

Blog

7/2/10

Jambi Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Bulan Ramadhan

Jambi Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Bulan Ramadhan ~ menjelang bulan Ramadhan, harga berbagai komoditi cenderung naik. Salah satu faktor penyebab kenaikan harga ini adalah peningkatan permintaan dari masyarakat luas. Hal ini wajar karena ditinjau dari segi ekonomi jika permintaan naik, maka kemungkinan besar harga akan naik. Namun, yang menjadi permasalahannya adalah kalau kenaikan harga itu terlalu besar atau terjadi lonjakan harga yang melampaui ambang batas kewajaran.

Untuk mengantisipasi lonjakan harga komoditi atau kenaikan harga yang terlalu besar menjelang bulan Ramadhan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi mengadakan Rapat Koordinasi tentang Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Bulan Ramadhan 2010 pada Selasa (29/6) yang bertempat di Ruang Utama Kantor Gubernur Jambi.

Rapat yang dipimpin oleh Asisten Gubernur Jambi Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Sosial, Ir. H. Havis Husaini, MM tersebut membahas berbagai hal yang berkaitan dengan potensi dan kemungkinan kenaikan harga berbagai komoditi menjelang bulan Ramadhan.

Havis mengatakan bahwa pantauan tentang kebutuhan pokok menjelang bulan Ramadhan, masyarakat pada umumnya membeli barang-barang, terutama kebutuhan pokok dalam jumlah atau kuantitas yang lebih besar, untuk itu perlu keterpaduan semua bidang untuk mengantisipasi agar jangan sampai terjadi kenaikan harga yang terlalu tajam dan perlunya pengamanan untuk jalur distribusi.

Senada dengan pernyataan Havis Husaini, Staf Ahli Gubernur Jambi Bidang Ekonomi dan Keuangan, DR. Saiyid Syekh, SE, Ms. mengemukakan bahwa kenaikan harga harus diantisipasi secara terpadu. Syekh menekankan bahwa harga sangat tergantung dengan transportasi. Oleh karena itu ketersediaan dan kelancaran transportasi untuk mengangkat barang-barang kebutuhan masyarakat, terutama kebutuhan pokok harus dipersiapkan sebaik mungkin.

Beras merupakan kebutuhan yang paling disorot. Berkaitan dengan ketersediaan beras di Provinsi Jambi, Kepala Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Jambi, Djoko S. memaparkan stok beras yang ada saat ini di Bulog Divre Jambi sebanyak 3.200 ton, yang akan masuk (in process) 3.300 ton, jadi totalnya 6.500 ton. Diperkirakan cukup untuk Provinsi Jambi selama tiga sampai empat bulan ke depan. Ketersediaan beras ini sesuai dengan MSR (Minimum Stock Requirement) atau Persyaratan Stok Minimum, yaitu untuk jangka waktu tiga bulan.

“Dengan demikian, masyarakat tidak perlu kuatir mengenai persediaan beras di Bulog,” ujar Djoko.

Djoko juga menjelaskan bahwa Bulog menggunakan sistem berputar atau keluar masuk dalam distribusi beras, artinya beras yang masuk atau datang duluan, didistribusikan atau keluar duluan pula. Revolving system ini diberlakukan Bulog secara nasional.
Pada tingkat nasional, stok beras Bulog sebesar 1,8 juta ton dan stok tersebut bisa didistribusikan ke daerah apabila daerah yang bersangkutan mendesak membutuhkan beras.

Mengenai beras yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin yang diistilahkan raskin, Djoko mengatakan bahwa selain ditujukan untuk membantu masyarakat miskin, raskin juga ditujukan untuk mengendalikan harga beras secara tidak langsung. Djoko menambahkan bahwa sudah 99 % raskin disalurkan di Jambi dan diharapkan hal tersebut juga bisa menjadi bumper untuk mengendalikan harga beras.

Tentang kualitas beras, Djoko berujar Bulog Divre Jambi telah membuat surat kepada seluruh kabupaten/kota se-Provinsi Jambi bahwa Bulog akan memberikan yang terbaik karena Kabupaten Kerinci merupakan daerah penghasil beras di Provinsi Jambi, Djoko mengatakan bahwa Bolog Divre Jambi telah membeli beras dari Kerinci yang dimaksudkan sebagai stok beras Provinsi Jambi.

Djoko juga menegaskan adanya tata cara operasi pasar yang dikeluarkan Menko Kesra terutama untuk tanggap darurat dan dalam operasi pasar tersebut, harga pun sudah ditentukan.

Dijelaskan Djoko, pasar beras nasional sangat terintegrasi sehubungan dengan perdagangan antar pulau yang sangat intens di Indonesia, kecuali ada gagal panen nasional. Jadi, beras itu bukan hanya domain provinsi tetapi domain nasional.

Djoko juga mengemukakan bahwa Bulog ditugaskan juga untuk memasarkan gula, bekerja sama dengan PTPN, yang mana untuk Sumatera adalah PTPN VII.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jambi, Ir. Hanif Lubis, setelah menyebutkan harga berbagai daging dan harga telur ayam, menekankan bahwa operasi pasar bukan untuk menurunkan harga keseluruhan, namun untuk memberikan kesempatan kepada yang tidak berpunya agar bisa menjangkau harga atau mampu membeli barang-barang kebutuhan, terutama kebutuhan pokok masyarakat.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, H. Hasan Basri, SE menyatakan meskipun kenaikan harga karena mekanisme pasar, namun dia mengajak seluruh pihak terkait, sama-sama memantau dan mengupayakan agar jangan terjadi lonjakan harga menjelang bulan Ramadhan.

Perwakilan dari Dinas Pertanian Provinsi Jambi, Sujarwo Ismail, menuturkan bahwa belakangan ini harga cabai merah naik drastis sampai Rp 40.000,- per kilogram dan harga bawang putih Rp 18.000,- per kilogram. Drastisnya kenaikan harga cabai merah itu disebabkan karena ketersediaan cabai merah saat ini sedikit, dan kalau tidak ada hambatan, panen cabai merah adalah menjelang puasa tahun 2010 ini.

Perwakilan dari Pertamina, Hasriansyah, menyampaikan bahwa lonjakan kenaikan permintaan BBM biasanya terjadi pada H-7 sampai H+14 Idul Fitri. Untuk itu, Pertamina akan membentuk Satgas untuk mengatasi hal tersebut. Menurutnya, Pertamina akan menentukan titik-titik SPBU yang strategis dan buka 24 jam sehari untuk melayani kebutuhan masyarakat pada masa Ramadhan, yaitu dari 58 SPBU, 12 SPBU ditetapkan sebagai SPBU yang beroperasi 24 jam sehari.

Hasriansyah menyebutkan bahwa di Jambi, stok ketahanan premium untuk 5,5 hari, stok solar untuk 4,7 hari, dan stok minyak tanah untuk 3,8 hari.

Mengenai pengiriman BBM melalui jalur transportasi air, jika terjadi pendangkalan Sungai Batanghari, tongkang Pertamina juga dijalankan, namun kargonya dikecilkan, dan sekarang Pertamina sudah menyiapkan tujuh tongkang yang siap untuk mengangkut BBM.

Sementara itu, perwakilan dari Dinas Perhubungan, Enzy Syateli mengatakan bahwa harga suatu barang melekat dengan transportasi barang tersebut. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Kepolisian untuk kelancaran transportasi, karena kewenangan operasi jalan ada pada Kepolisian.

Hasnil Anwar, dari Badan Koordinasi Penyuluhan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan koordinasi yang lebih intens lagi dalam mengupayakan agar tidak terjadi lonjakan harga komoditi menjelang atau pada saat bulan Ramadhan 2010 ini.

Dari penuturan di atas, titik berat rapat koordinasi yang diselenggarakan Pemprov Jambi dengan panitia Biro Ekonomi Pembangunan Pemprov Jambi tersebut adalah bahwa keterpaduan dan sinergi kerja seluruh bidang terkait adalah hal yang harus dihadirkan dalam upaya antisipasi tidak terjadinya lonjakan harga menjelang dan pada saat bulan Ramadhan.

Memang, dengan keterpaduan dan sinergi kerja seluruh bidang, tidak serta-merta ada jaminan bahwa lonjakan harga tidak akan terjadi, akan tetapi dengan keterpaduan dan sinergi yang sungguh-sungguh, lonjakan harga menjelang dan pada saat bulan Ramadhan, kemungkinan besar akan bisa diredam, sehingga harga berbagai komoditi akan terkendali. (*)

0 komentar:

Post a Comment

Like Facebook